Dalam
dunia ekonomi investasi tak pernah luput dari perhatian. Banyak para
pembisnis hingga masyarakat awam melakukan investasi dengan berbagai
macam cara. Biasanya mereka melakukan investasi dari yang bersifat
aman hingga yang beresiko semua dijalani dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan. Akan tetapi selain bertujuan untuk memperoleh
keuntungan seringkali investasi dilakukan dengan tujuan sebagai alat
penyimpan kekayaan yang dimiliki.
Investasi
di Indonesia terbilang memiliki banyak pilihan dari surat berharga,
aktiva tetap hingga benda-benda berharga lainnya. Biasanya bagi para
investor atau pembisnis lainnya mereka menginvestasikan dana mereka
dengan membeli apapun yang berpotensi memberikan keuntungan baik
jangka pendek maupun jangka panjang yang dapat tergolong dari
surat-surat berharga (berupa saham, obligasi, reksadana dll),
properti, komoditas, tabungan, valuta asing dan benda-benda bernilai
lainnya.
Menurut
surat kabar yang pernah saya baca, investasi yang sering dilakukan
oleh masyarakat biasanya berbentuk aktiva jangka panjang berupa
tanah, rumah dan gedung. Hal tersebut dilakukan karena
investasi-investasi tersebut dapat dibilang lebih aman ketimbang
dengan menginvestasikan dana pada pembelian surat berharga atau dolar
(valuta asing) yang memiliki resiko pengembalian dana yang cukup
berbeda, sebab dana yang di investasikan bisa saja mengalami
keuntungan maupun sebaliknya bila terdapat salah perhitungan dalam
pengambilan investasi tersebut. Meski melakukan investasi berupa
tanah, rumah dan gedung yang tidak selalu memiliki keuntungan sebesar
surat berharga, bahkan bisa saja hanya kembali modal saja akan tetapi
resiko yang didapatkan tidak sebesar surat-surat berharga.
Selain
aktiva tetap (berupa tanah, rumah atau gedung) masyarakat juga lebih
sering memilih investasi pada tabungan, deposito, komoditas dan
benda-benda berharga lainnya yang dapat dengan mudah ditutup dan
dijual kembali.
Bila
di lihat lebih seksama investasi di Indonesia lebih didominasi oleh
pembelian aktiva tetap, komoditas dan tabungan (untuk semua golongan
) bila surat berharga berupa saham, obligasi, reksadana, valuta asing
dan lainnya masih di lakukan oleh para investor dan pembisnis. Akan
tetapi di era globalisasi ini perkembangan investasi di Indonesia
berupa surat berharga sudah mulai merambah ke masyarakat, tak jarang
masyarakat awam mulai melakukan investasi-investasi berjenis tersebut
salah satunya berupa obligasi (surat utang) baik obligasi negara
maupun perusahaan swasta.
Tak
hanya itu juga masyarakat ada yang lebih memilih berinvestasi ke
sektor rill, selain banyak sektor rill juga cukup menjanjikan salah
satunya dapat berupa usaha rumah kos atau biasa kita sebut dengan
usaha kos-kosan, usaha perikanan dan agro bisnis lainnya.
Rupanya
dari berbagai investasi yang dilakukan oleh masyarakat maupun
pemerintah ternyata prospek investasi di Indonesia memiliki nilai
positif dan menjanjikan. Seperti yang saya lihat di salah satu surat
kabar kompas, ternyata Indonesia termasuk negara yang diminati dalam
dunia investasi.
Menurut
hasil survei pada Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD)
menunjukkan bahwa Indonesia masuk dalam sepuluh besar negara
prioritas tujuan penanaman modal asing (foreign direct
investment/FDI) yang diantaranya merupakan negara-negara ASEAN.
Selain
itu investasi berupa surat berharga di pasar modal, seperti saham,
obligasi, reksadana dan investasi emas merupakan investasi yang
memiliki prospek cukup menjanjikan. Meski keadaan ekonomi dunia
sedang fluktuatif akibat krisis utang yang melanda Eropa dan Amerika
Serikat tentu ikut mempengaruhi perkembangan ekonomi di Indonesia.
Maka dari itu untuk mengetahui prospek investasi yang terbaik di
tahun mendatang, kita harus lebih selektif dan teliti untuk memilih
langkah investasi selanjutnya baik berupa surat berharga dan bidang
lainnya seperti aktiva tetap berupa tanah, properti, emas, kondotel,
komoditas hingga usaha kecil-kecilan yang prospeknya dapat bertahan
tidak mudah turun.
Dari
pengamatan yang saya lihat prospek investasi di Indonesia berkembang
lumayan pesat, yang awalnya hanya bermula dari para pengusaha,
investor dan pemerintah saja kemudian mulai merambah ke masyarakat
yang mencoba usaha dari usaha kecil-kecilan yang memiliki resiko
tidak terlalu besar hingga ke resiko yang terbilang besar.
mulai
dari usaha kecil-kecilan yang memiliki resiko yang kecil hingga ke
resiko yang terbilang besar.
Terutama
bagi masyarakat untuk melakukan investasi tidaklah buruk apa lagi
bila memiliki peluang untuk melakukan investasi. Di zaman globalisasi
yang super cepat, mudah, dan tepat tentu membantu memperlancar
kegiatan investasi. Akan tetapi apakah investasi hanya dapat
dilakukan dengan modal yang terbilang besar? Tentu tidak, dengan
modal sedikit pun investasi dapat dilakukan akan tetapi melihat
kondisi masyarakat yang cenderung bertambah, tentu pengetahuan atas
investasi ikut menyebar juga kemungkinan dalam berinvestasi memiliki
kendala persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu yang di perlukan
dalam berinvestasi adalah kepiawan kita untuk memilih investasi yang
cocok saat ini dan dapat bertahan di kemudian hari. Maka
dibutuhkannya taktik dalam mengembangkan investasi agar nantinya
dapat berakhir dengan keuntungan bukan berujung pada kebuntungan.
Intinya dalam melakukan investasi kita harus lebih teliti dan
selektif dalam memilih jenis investasi yang akan dijalani.
Source:
Surat Kabar Kompas ekstra
Image source: Google