Selasa, 27 Mei 2014

King Speech (2010)


Pernah merasa malu atau gugup?
Takut berbicara didepan banyak orang?
Hingga berbicara menjadi terbata-bata?



Yah, semua orang pasti memiliki rasa takut di setiap kehidupannya. Tak terkecuali rasa takut yang kecil sekalipun. Tapi bila berbicara hingga terbata-bata so pasti terdengar bahwa orang tersebut memiliki rasa malu atau rasa tidak percaya diri sekali yah kawan-kawan.
 
Yup tapi inilah yang dirasakan oleh tokoh utama satu ini di film yang berjudul King Speech.

Diceritakan seorang calon raja George VI (Colin Firth) yang mengalami kesulitan dalam berbicara didepan banyak orang. Mungkin hal ini terlihat biasa atau dianggap sebagai demam panggung. Akan tetapi tidak, sang calon raja George VI memiliki gangguan berbicara sehingga ia tidak dapat berbicara dengan lancar di depan banyak orang.

Sebelum dinobatkan menjadi George VI, raja George V (Michael Gambon) meminta agar George meneruskan dirinya yang telah lanjut usia. Akan tetapi George memiliki kelemahan yaitu tidak mampu berbicara lancar didepan banyak orang, seperti pidato.



Ratu Elizabeth mendatangi kediaman Lionel
Berbagai rasa takut, cemas bersemayam didalam diri Raja George VI. Melihat hal itu istri Raja George, Ratu Elizabeth (Helena Bontham Carter) mendatangi seseorang yang ia yakini dapat mengatasi permasalah yang di miliki olah suaminya. Orang tersebut adalah Lionel Logue (Geoffrey Rush). Awalnya Lionel tak yakin dapat membantu sang raja, karena ia hanyalah seorang terapis biasa bahkan tidak hebat. Karena kedatangan Ratu Elizabeth kekediamannya. Mau tidak mau Lionel menyanggupi keinginan sang ratu.





Ayah George raja George V
Berharap agar anaknya dapat
meneruskan dirinya
Esoknya Lionel datang menemui sang calon Raja George VI untuk mambantu mengatasi masalah berbicara gagapnya. Sang terapi membantu Raja George VI dengan berbagai hal yang awalny ditolak oleh sang raja. Raja George sangatlah keras, dan terlihat putus asa atas kegagapannya berbicara didepan kahalayak ramai. Meski demikian Lionel dengan sabar membantu Raja George untuk bisa mengatasi kegagapannya.


Lionel meminta George untuk membaca
sambil mendengarkan musik
Suatu ketika saat terapi, Lionel mencoba mendapatkan ide, ia meminta Raja George untuk membaca sebuah buku sambil mendengarkan musik menggunakan headphone. Meski awalnya sang raja tidak ingin melakukannya, akhirnya ia melakukan keinginan Lionel. Ia membaca sebuah buku sambil mendengarkan Headphone yang diputarkan musik oleh Lionel. Setelah membaca beberapa saat sang raja menghentikannya. Dengan wajah sebal ia bermaksud pulang karena hasil yang ia lakukan ialah sia-sia. Meski diperlakukan dengan tidak bersahabat, dengan sabar Lionel memberikan sebuah piring hitam hasil rekaman bacaan raja dan menyatakan piringan tersebut hanyalah oleh-oleh darinya.

Sekembali kekediaman kerajaan, Raja George VI penasaran atas hadiah yang diberikan Lionel, dan mutar piringan hitam tersebut diatas pemutar suara. Ajaib! Raja George VI berbicara lancar tanpa terbata-bata!   Ia pun tak menyangka demikian. Selain itu suara dari piringan hitam tersebut juga terdengar oleh Ratu Elizabet dan mereka yang
mendengar itu semua tersenyum gembira.

Esoknya sang Raja kembali latihan dengan Lionel, terkadang ditemani oleh Ratu Elizabet, mereka mencoba latihan berbicara didepan banyak orang dan latihan gerakan sebagai terapinya.

Lionel membantu George yang ditemani Ratu Elizabeth
Untuk terus berlatih :)
Keberhasilan Raja George VI cukup membuahkan hasil yang menggembirakan oleh orang-orang kerajaan. Akan tetapi sang raja memiliki saudara laki-laki yang kemungkinan akan dinobatkan menjadi Raja George VI. Meski demikian George tidaklah nafsu akan tahtah, ia tetap mengharapkan saudaranya lah yang pantas menjadi raja dibandingkan dengannya.


Lionel berharap George menjadi Raja
Mendengar itu semua, terjadi beberapa konflik antara George dengan Lionel. Lionel mengharapkan George menjadi seorang raja yang kemungkinan pasti karena Lionel yang telah mengenal George selama ini. Atas asumsi itu semua membuat George sebal dan meninggalkan Lionel bahkan George tidak ingin bertemu kembali. 

Lionel menyesali perbuatannya, berkat dorongan istrinya. Lionel memberanikan diri ke istana untuk menyampaikan rasa maafnya kepada George. Meski awalnya Lionel tidak dianggap dan ditinggal begitubsaja. Dengan berbagai hal dan kejadian yang menimpa George dan Lionel, akhirmanya merwka kembali bersahabat dan memulai latihan kembali.


Dengan berbagai kejadian dan perdebatan asumsi keinginan saudara George. Akhirnya 
George dinobatkan menjadi seorang raja penerus Raja George V setelah Geroge VI mendengar dan berbicara dengan saudaranya, bahwa ia tidak ingin menjadi seorang raja melainkan menjadi anggota kerajaan saja. Hal tersebut ia lakukan karena ia lebih memilih orang yang dia sayangi dan ia cintai.

Tapi tak kunjung semudah itu, saat persiapan penobatan George menjadi Raja George VI. Lionel dinyatakan bukan seorang terapi atau guru yang sah bagi George. Hal tersebut diketahui dari riwayat masa lalu Lionel yang tidak pernah menjadi seorang guru maupun terapis dan hal tersebut sempat dipermasalahkan oleh Uskup Agung yang nantinya akan menobati George menjadi Raja George VI. Mendengar itu George tetap menyuruh Uskup untuk meninggalkan mereka di tempat penobatan. Atas karakter George yang keras, Lionel dengan sabar menjelaskan semuanya dan mengakui kebenaran yang diutarakan oleh sang Uskup. Tapi tidak dapat dipungkiri kemampuan Lionel untuk mengubah George hingga menjadi sekarang ini. Kemampuan tersebut dikarenakan masa perang yang memaksa Lionel untuk menolong orang-orang yang terguncang akan perang. Meski ada beberapa perdebatan. George sadar atas kehebatan dan kemampuan Lionel. Dan ia meminta agar Lionel tetap menjadi terapisnya yang dilanjuti dengan pelatihan Lionel dalam penobatan George nantinya.
 Pengujian dimulai!

Setelah itu semua akhirnya pengujianpun dimulai. Saat itu kerajaan sedang dalam masa perang dan hal tersebutlah yang mengharuskan George berpidato kepada seluruh rakyatnya. Pidato yang dilakukan untuk membangkitkan semangat prajurit dan masyarakat yang mendengarnya.


Pidato dilakukan bersama Lionel dan Elizabet. Mereka berdua membantu George untuk menuntaskan pidatonya. Meski hampir terbata-bata, tapi Lionel mampu meminta George untuk membelokan bicara terbatanya sehingga seperti jeda. Seperti nyanyian dan memberikan hasil yang terdengar normal.

Ibu George tercegang mendengar
anaknya berpidato dengan lancar
Alhasil mereka berhasil!

George berhasil dan mereka semua mendapaf tepuk tangan meriah dari seluruh pegawai istana dan masyarakat.
Sejak saat itu. Lionel menjadi sahabat bagi Raja George dan dianggap menjadi orang yang sangat berpengaruh bagi Raja.






Senyum Kegembiraan


Film berjudul King Speech ini merupakan film hasil sutradara Tom Hooper yang diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh Raja George VI. Film ini menjadi sebuah cerminan yang dialami didalm keluarga dikerajaan dimana hal tersebut menjadi sebuah aib yang harus disembunyikan.


Sukses yang membanggakan
Akan tetapi film ini lah yang mengajari kita untuk berjuang dan terus mencoba mencari jalan keluar dalam mengatasi berbagai permasalahan. Kesabaran, ketenangan, kepercayaan, kesetiaan dan keloyalitas diuji di dalam film ini. Yang kontras sekali terlihat dari disisi pribadi George dan Lionel. Bukankah hal tersebut yang sering kita temui dikehidupan sehari-hari?



Menemui Rakyat 
Yah itu lah kenyataannya. Akan tetapi berbagai tindakan dan rasa yang dimiliki tidaklah berarti tanpa dilandasi rasa berjiwa besar berani memaafkan dan meminta maaf, seperti yang dirasakan oleh Lionel.

Melihat dan menilai seseorang dari sudut pandang yang berbeda, menghargai, menghormati dan mencoba mempercayakan segala yang kita yakini.



Source: IMDB King Speech
Image source: private Collection and Google :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.